SELAMAT DATANG di Website IKALDA TARUTUNG, Ingin Berbagi tulisan, Hubungi admin di email kartajaya25@gmail.com

Sabtu, 26 Oktober 2013

Nilai-Nilai Penting dalam Pembentukan Karakter Anak di Usia Dini

Pertumbuhan anak di usia dini sangat rentan terhadap pembentukan karakter seorang anak. Pada masa pertumbuhan dini ini peran kedua orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi pertumbuhan karakternya, karena tidak dapat dipungkiri pertumbuhan karakter seorang anak dimulai dari keluarga. Pengalaman pertama bagi pertumbuhan anak didapat dalam keluarga yang dapat menjamin kehidupan emosial untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang kemudian akan berdampak nantinya keluar. Keluarga berperan dalam meletakkan dasar pendidikan agama dan sosial.

Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka untuk menerima ransangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda-beda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletakan dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral. Hal ini sangat menuntut kedua orang tua untuk menciptakan keluarga yang sehat dan bahagia. Adapun suatu keluarga dikatakan sehat dan bahadia harus memiliki enam kriteria penting bagi pertumbuhan anak yaitu kehidupan beragama dalam keluarga, mempunyai waktu untuk bersama, mempunyai pola konsumsi yang baik abgi semua anggota keluarga, saling menghargai satu dengan yang lainnya, masing-masing anggota merasa terikat dalam ikatan keluarga sebagai kelompok bila terjadi sesuatu permasalahan dalam keluarga maupun menyelesaikan secara positif.

Mengembangkan sikap positif pada anak perlu beberapa tahap untuk mendidik anak secara baik agar tumbuh menjadi aktif, cerdas, dan memiliki masa depan cemerlang. Karena itu, berikut beberapa langkah yang perlu diimplementasikan untuk membantu anak agar lebih aktif, penuh perhatian, bertanggung jawab, dan lebih terorganisir. 1) Sesekali orang tua perlu memberi kesempatan kepada anak untuk membantu atau membiarkan dia membereskan mainannya sendiri, hal ini dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pada diri anak. 2) Ketika minta anak untuk membereskan mainannya yang berantakan, perlu mematikan televisi terlebih dahulu. Hal ini dapat membuat anak fokus pada pekerjaannya. 3) Orang tua perlu mengajak anak menyikat gigi dua kali dalam satu hari dan hal ini harus dilakukan secara rutin agar kelak anak terbiasa. 4) Keluarga bisa mengisi hari libur dengan bermain bersama anak, selain bermain orang tua bisa mengajak anak untuk olahraga bersama. 5) Orang tua perlu bersikap tegas kepada anak, selain itu jadilah orang tua yang 
menyenangkan agar anak mau mendengarkan nasihat anda.
 
Karakter akan terbentuk sebagai hasil tiga hubungan yang pasti dialami setiap manusia, yitu hubungan dengan diri sendiri (interpersonal), dengan lingkunagan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan (spiritual). Setiap hasil tersebut akan memberikan pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif.

Kekuatan karakter harus dibangun sejak awal. Membangun kekuatan karakter bisa dilakukan melalui pendidikan karakter baik di lingkungan formal seperti sekolah, atau non-formal seperti masyarakat. Pendidikan karakter diberikan melalui penanaman  nilai-nilai karakter. Bisa berupa pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Output pendidikan karakter akan terlihat pada terciptanya hubungan baik terhadapa Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, masyarakat luas dan lain-lain. Pendidikan karakter tidak hanya diberikan secara teoritik di sekolah, namun juga perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan itu adalah bukti bahwa pendidikan yang diberikan telah merasuk dalam diri seseorang. Ketika makan bersikap sopan, ketika hendak tidur membaca doa, ketika keluar rumah berpamitan, tekun dan semangat mewujudkan obsesi dan cita-cita, jujur, berbuat baik kepada hewan dan tumbuhan, tidak membuang sampah di sembarang tempat dan lain-lain.

Penulis: Karta Jaya Tambunan (Alumni 2009)

0 komentar:

Posting Komentar